PERANAN GENERASI MUDA DALAM MEMBANGUN DESA
Judul : Sugeng Handoko - Peran Pemuda Membangun Desa | BukaTalks
Pemateri : Sugeng Handoko
Durasi : 00.20.29
Reviewer : Muhammad Zein Fathira (190111110)
Bagaimana Desa Nglanggeran Menjadi Desa Wisata ?
Dengan mengenali potensi yang ada di dalam desa tersebut kemudian dilanjutkan dengan mengenali sdm yang tersedia dan yang terakhir dengan melakukan komunikasi keluar seperti melalui media sosial yang tersedia, sebaik apapun potensi yang dimiliki dan pengelolaanya, tetapi tidak ada orang yang mengetahui maka itu tidak akan bernilai ekonomi bagi desa ataupun daerah tersebut. Potensi yang dimiliki oleh desa tersebut yaitu :
- Gunung api purba.
- Pengembangan Embung Nglanggeran diatas bukit sebagai upaya penampungan air hujan untuk digunakan pada musim kemarau.
- Air terjun Musiman yang hanya ada pada musim penghujan
Hal ini menjadi menarik perhatian orang-orang yang akan berwisata untuk berfoto ataupun hal lainnya.
seiring dengan pengembangan destinasi pariwisata kami juga mengembangkan produk lokal seperti kakao yang dijadikan seperti minuman coklat dan juga coklat batangan dengan anggapan mencoba memberikan edukasi bahwa tidak hanya coklat oleh perusahaan besar ataupun asing yang dapat membuat coklat dengan baik. dengan begitu dapat menaikan perekonomian yang cukup signifikan di desa tersebut. pada awalnya desa tersebut hanya mampu menjual biji kakao seharga Rp. 20,000 hingga Rp. 25.000/kg namun saat ini setelah di oleh menjadi bubuk kakao kami menjualnya seharga Rp. 250.000/kg dan menujal bubuk siap minum Rp. 5.000 per sachet. yang melatarbelakangi para pemuda tersebut yaitu :
- kepedulian kami terhadap pengambilan batu dan penebangan pohon yang tidak terkendali dengan tujuan untuk dijual. Mereka tidak terlalu peduli dengan kelestarian lingkungan atau apapun.
- tingginya tingkat urbanisasi dari desa kami. Kelompok usia muda produktif lebih memilih bekerja di kota atau bahkan di luar negeri.
- keinginan untuk melestarikan alam kita tetapi tetap memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Ekowisata merupakan salah satu sarana untuk mewujudkannya dengan tiga unsurnya yaitu Konservasi, Edukasi, dan Pemberdayaan Masyarakat. Pada awalnya kami berkumpul di sebuah lembaga kepemudaan yang bernama Karang Taruna Ini adalah murni lembaga pemuda sosial, bergerak di bidang rekreasi, olahraga, seni dan kegiatan lingkungan. Sekarang kami membentuk Pokdarwis kependekan dari Kelompok Sadar Wisata. Kegiatan utama kami adalah mengedukasi masyarakat kami yang 90% dari mereka adalah petani. Kami bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih tentang pariwisata, bersedia bekerja di bidang pariwisata, dan mempersiapkan masyarakat dan daerah untuk menjadi desa wisata yang layak. Kemudian kami juga mendorong masyarakat kami untuk terus mengembangkan kegiatan pariwisata kami. Visi kami adalah menjadi desa wisata unggulan dengan konsep lingkungan dan eco-based eco-->tourism area. Masyarakat adalah pelaku dan yang pertama menerima manfaat dari pengembangan pariwisata ini, bukan orang lain atau investor.
yang dilakukan adalah mengenali potensi dan menambahkan beberapa kreativitas untuk membuat kegiatan pariwisata dengan pendidikan lingkungan. Kami bahkan membuat acara penanaman pohon untuk pasangan. Ini acara hari valentine. Kami menangkap momentum, dan para penggemar melebihi harapan kami. Mudah-mudahan mereka akan datang ke Nglangeran, setidaknya dua kali setahun, untuk mengunjungi pohon `cinta` mereka. Itu salah satu hal yang kami lakukan untuk segmen wisatawan muda. kami juga melihat produk unggulan desa kami, dengan sedikit kreativitas menjadikannya sebagai objek wisata yang kemudian menjadi produk lokal desa kami Singkat cerita, kami mengelola dengan apa yang kami miliki di desa. Kami mencari yang hampir punah seperti jahe, temulawak (curcuma xanthorrhiza), kunyit, kebanyakan orang tidak menggunakannya lagi. Jadi, kami membuat kegiatan yang entah bagaimana memanfaatkan hal-hal itu sebagai bahan. Kami sedang mengembangkan eco-->spa, yang melibatkan penduduk desa kami untuk bekerja di spa.
Kemudian bisnis kreatif baru mulai bermunculan di desa kami seperti Bisnis spa, bisnis homestay, pedagang, petani, semuanya terintegrasi untuk kegiatan pariwisata. Berikut dampak ekonomi, saya akan memberi tahu Anda sekilas. Kami memiliki jumlah pengunjung tertinggi kami pada tahun 2014, sekitar 325 ribu pengunjung Kami berhasil mendapatkan sekitar 1,4 miliar rupiah Tetapi itu menyebabkan masalah yang cukup serius bagi kami, jadi kami perlu mengurangi jumlah pengunjung Ya, itu terjadi. Syukurlah kita potong setengahnya di 2017 menjadi 151 ribu pengunjung Namun, penghasilan kita meningkat menjadi 1,9 miliar rupiah.
Komentar
Posting Komentar